Yura Prameswari (4): Sebuah Narasi
Kata - kata dan bandara. Melayang antara senja dan lentera. Menelusur cerita untuk pulang atau hilang, Di titik pertemuan. Tak ada "Jika" hari ini, Tak ada "andai" kemarin. Jarak jadi serumpun cemburu, Juga sedulur rindu. Memisah malaka dalam ribuan tanya. Juga waktu, yang berhenti di penantian. Menulis kembali memori dan kerinduan. Menapak langkah pada arah tujuan. Disini, pada akhir menuju permulaan. ----------------------------------------------------------------- Terompet tahun baru bersorak dimana - mana. Menyuarakan waktu dan angka yang berganti pada masanya. Demikian juga kamu. Sebuah alur cerita yang ku susun pada satu perjalanan kalender dirumah. Rubrik beku memintaku diam. Aku menolak! Aku tak sudi kalah dari kenyataan. Walau nyatanya aku kalah. Jadi kuterobos itu kenyamanan. Ku berlari... Mencari sesuatu baru yang aku sebut "Hobi yang dibayar". Sebenarnya sempat aku berfikir untuk jadi pelacur saja. Namun tuhan menolak, sekalipu...